ENTAH

Thursday, March 25, 2021

 

Puan meminta

Dalam sulit, kuulurkan sebuah ranting baja

Tertatih ia berjalan, esoknya kursi roda kuambilkan.

Hingga hujan menutup hari; dan langkah-langkah senja tertelan oleh bumi.

 

Katanya enggan

Uluranmu tak sampai

Kursi-kursi tua telah reot tak terpakai

Dan puan; meluapkan sang senyum pada usai.

 

Yang kini tersisa puing-puing enggan

Jemari digulung; ia tak pernah mengindahkan

Dari apa yang telah terjadi

Menjadi memori untuk dipahami

Bahwa yang fana tidak selalu hadir

Tidak selalu pula selamanya terukir

Dalam tempat-tempat kerelaan

Dalam ruang-ruang pembalasan

Juga hati yang kini terabaikan oleh uluran.

 



You Might Also Like

1 komentar

About Me

Like us on Facebook

Popular Posts

Instagram