BUTA
Monday, November 23, 2020
Kita hanya latar
Di mana ruang penuh dengan telinga-telinga tumpul
Mengajukan persepsi dalam baris-baris kasar
Hingga damai tak dapat kita akhiri untuk merangkul
Di bawah kapas-kapas ilusi yang bersatu
Langit bersedia mengenalkan kita
Pada binar yang cukup untuk merindu
Akan masa, dimana sujud menjadi ranah
Kita seindah alunan nestapa
Secerca pujian-pujian setan
Saat iblis membalas; sahut kita
Dalam rengkuh yang menenggelamkan tuannya.
Tak ada gudang-gudang kisah
Di mana sang bijak menempuh ujung tombak
Meniti kayu agar tidak lepas
Dari ikatan, kita asumsikan sebuah kerakusan.
0 komentar