Ia temukan narasi usang
Katanya; selamat tinggal wahai kenang
Selamat pagi, sapa gamang
Dan selamat, atas rindu yang kini menggenang.
Puan aga duduk di samping bulan
Menanti hujan yang diramu kesepian.
Menikmati kemerdekaan tanpa genggaman
adalah cermin dalam keputusasaan.
Lembarnya tersusun atas nada minor
lagi stagnan.
Penuh simfoni mengiringi kepergian.
Ia harap dalam hirap
kala sunyi menumpahkan warna gelap.
Kasih, tuan tinggal di dalam pergi
Jangan menangis, jangan menanti.
Karena senja hadirnya untukmu usai
Akan rasa yang tak ingin bergegas lerai.