Aku yang Kembali Sesat
Saturday, September 12, 2020
Hari ini,
aku kembali,
bertandang untuk menghapus sunyi,
dan ternyata, senyummu telah kembali.
Tuan, garis-garis indahmu terbentuk
Manis, sangat; kurasa tebu akan iri padamu
Nuansa seakan bergerak menikuk
Semua curam rasaku yang kembali membiru.
Seharusnya menyapa,
namun jemariku diam penuh bisa.
Seharusnya aku melupa,
namun aku kembali membuka lembaran lama.
Ah mungkin sesaat,
sesaat yang menjadi berjuta saat,
sesaat yang menjadi beribu saat,
dan sesaat yang mengembalikanku pada sesat.
Temanku gelap,
di samping kayu beraroma pekat,
juga secangkir rasa pahit yang tak ingin lenyap,
ini aku; bayangan yang masih melihat begitu lamat.
0 komentar