SIMFONI HITAM

Thursday, September 17, 2020

 

Simfoni kelabu yang bertandang dalam sendu remang,

mulai berakar pada binar rindu yang sempat ku simpan,

bebas berenang perlahan menggenang,

memenuhi resah yang tak ingin bertahan.

 

Pada tiap janji yang mungkin,

tak pernah ditandangi.

Pada tiap senyum,

yang manisnya tak ada lagi.

 

lembar demi lembar rapsodiku berkisah,

tinta hitamku menampar nala, nalaku gelabah.

Membuka saban laci pilu untuk kurengkuh,

Saat ruang rindu bertandang—aku jatuh.

 

Pada pergi yang sebenarnya ingin,

Pada pulang yang akarnya berpilin.

Mencegah tak bisa,

Mengenas yang ada.





You Might Also Like

0 komentar

About Me

Like us on Facebook

Instagram