Rapsodi
Wednesday, September 30, 2020
Kita sepasang raga yang bertemu.
Dalam perjumpaan,
saat takdir menemukan aku—tak malu,
mengaku dekat padahal terlampau jauh.
Aku seperti bayang.
Tidak pernah menuntut,
selalu ter-gantung,
namun tak pernah membuatmu kalut.
Aku sebijak kisah lama,
seindah alunan harmoni dama,
selembut anila yang bertandang pada ina,
juga sepersekian rahasia yang terlihat tanpa lara.
Tak lama itu, akalku berkata.
Dengan lantang ia meneriakiku gila.
0 komentar