Sekarang Gilirannya untuk Damai
Friday, September 25, 2020Lembar hari ini telah lekas untuk
dilipat
Meninggalkan sesak napas yang
pernah dirasakan
Kala ia terbantu alat, kini
semuanya disimpan dengan rapat
Kau pernah mendengar? Tiap riuh
yang sempat membuatnya merintih
Atau rengkuh yang tak pernah hadir
itu, kini berbalut sandang putih
Namun tak ada sendu, hanya rindu
agar mampu bertemu.
Katanya, Daksaku tak la gi menjadi
medan pertempuran
Antara menahan sakit dan mengucap keluhan
Yang membui akal, berharap sehatku cepat
keluar
Dari persemayamannya yang jauh nan
menyasar
Juga serpihan damai yang coba
mengelekar
Nyatanya ia kembali hari ini
Namun tak kulihat mereka bahagia
sama sekali
Saat kutanya mengapa semua?
Mereka hanya terdiam tak ingin
berkata.
Pada damainya yang kini menjadi
bulir sedih keluarga
Ia berkata, Kini giliranku mencecap
semua damai
setelah berperang dengan raga.
0 komentar