MASIH

Sunday, September 06, 2020

 

Rasanya semakin sama persis

Kembali jatuh lalu mengagungkan nama—yang tak pernah habis terkikis

Dalam waktu kita yang telah habis

Atau ramu rasa yang sudah lama kau tepis

 

Syukur, tuan membuatku dapat merangkai kata

Menjadi untaian rasa rindu atau kepalang aku—memang perindu.

Terbalut dengan cantik beralaskan tepian setengah rasa

Yang hanya berkerak pada satu arah, kembali rasanya menunggu.

 

Menunggu untuk sebuah plester,

Mungkin juga sebuah obat merah.

Karena relung tidak pernah bercerita

Tentang luka hati yang terobati dengan antiseptik yang ada.





You Might Also Like

0 komentar

About Me

Like us on Facebook

Popular Posts

Instagram