Dermaga Kabut

Saturday, August 15, 2020

 

Kita kembali berjumpa.

Saat titik embun kembali menyapa,

ditemani fajar yang perlahan menghilang tanpa duka.

 

Entah untuk kesekian kalinya aku tersenyum.

Bahagiaku hilang, tawaku sumbang.

Ini paksa,

Lubuk ini penuh luka.

 

Dari dermaga yang menyisakan kabut pagi,

Aku berseru dalam hati, “kapan kamu akan menetap disini?”

Hayalku selalu  melalang buana,

Sekadar memikirkanmu yang ‘tak sempat hadir diantara kata "kita"

 

Untuk sebuah harapan yang sekarang pupus,

dalam nada-nada sumbangku yang tak pernah putus.

 

Aku yang selalu bersembunyi dari balik dinding sunyi.

Selalu memanjatkan doa,

agar malaikat pagi tak henti untuk kembali menghampiri

Membawa lantunan merdu.

Dari ayat-ayat penenang kalbu.

Untukku yang selalu menjadi korban rindu.



You Might Also Like

0 komentar

About Me

Like us on Facebook

Popular Posts

Instagram