URAI
Monday, August 24, 2020
Lamunan sepimu hadir
Tak pernah lekas oleh takdir
Sial berlalu kembali tandang
Tak usai oleh pandang, aku yang datang.
Tersenyum?
Tentu saja belum!
Anala dalam berkobar,
dalam hati ia mengelekar.
Bait-bait ini tak pernah habis
Kutulis, kuukir, ntah apapun itu tak pernah kikis
Mantra telah indah kuucap,
namun tersekat,
pun, tak ingin menetap.
Setan!
Apa hatiku sejahat ini selalu menelan.
Setiap resah saat kata tak lagi ada
Untukmu tuan yang berada jauh disana.
Erat yang terurai
Bulik resah yang tak pernah usai.
Akankah jiwa berbelas kasih?
Pada raga yang tak ingin kembali sedih.
0 komentar