Harapan Palsu yang Kesekian
Friday, August 14, 2020
Dari balik temaramnya lentera,
yang terus berpendar berusaha menyaingi lintang dalam
gelapnya pelataran.
Lantunan syahdu ini terus mengalun rendah dalam bilik resah,
berharap menggugah hati, dari tiap sayap-sayap malaikat yang
berniat untuk pergi.
Atma ini telah jengah.
Harapan pun kini terasa gelabah.
Untuk sekadar menitikkan air mata, rasanya ia sudah lelah.
Demi mendengar setiap janji petinggi, yang sejenak pernah
menutup gundah dalam nurani.
Katanya, kau akan memiih orang yang benar sekarang
Tumpulah hidupmu padaku, maka kau akan tersenyum senang
Fikirnya tenggelam dalam setiap bualan yang menyenangkan
fikiran
Nyatanya pak tua hanya menjadi seorang korban kebohongan
Saat pemahaman menjadi hancur,
tubuhnya yang tua pun sering jatuh tersungkur,
dalam kubangan harapan palsu para koruptor kufur.
Tidak ada yang ingin mengerti
atau sekadar memahami sang tuan renta yang hidup sendiri.
Dalam sebuah kerelaan yang masih dalam pencaharian,
untuk menyita simpati Tuhan, agar ia tetap bisa bertahan.
0 komentar